Selasa, 19 April 2011

Supaya ASI Lancar, Daun Katuk Perlu Dicampur Santan

Bagi sebagian orang daun katuk (Sauropus androgynus) dipercaya akan sebagai melancarkan dan meningkatkan ASI, obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Agar daun katuk bermanfaat secara maksimal memperlancar ASI, daun katuk perlu diolah secara efektif.
Menurut Lilik Sri Hartati Raubun, SKA, agar dapat melancarkan ASI, daun katuk perlu dicampur santan. Ini juga berlaku buat sayuran hijau lain seperti bayam atau daun singkong. "Sayuran berwarna, kan, mengandung betakaroten yang berguna untuk mengubah pro vitamin A yang ada dalam sayuran menjadi vitamin A. Namun agar efektif, diperlukan juga lemak. Nah, santan berfungsi menjadi lemak," terang Kepala Seksi Bidang Penunjang Medik II Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta ini. Berdasarkan penelitian, daun katuk yang diolah dengan santan lebih efektif melancarkan ASI ketimbang yang diolah bening.
MAKANAN BERGIZI
Bukan berarti makanan lain tak bisa melancarkan ASI, lo. Justru ibu menyusui amat perlu mengkonsumsi makanan bergizi. Apalagi, menurut Food and Nutrition Board, National Academy of Sciences-National Research Council di Amerika, ibu menyusui perlu tambahan kebutuhan gizi karena harus menyediakan sekitar 800-100 cc ASI. Tambahan gizi yang diperlukan yaitu: energi menjadi 500 Kkal; protein, 20 gram; vitamin A: 400 ug; vitamin D: 5 ug; vitamin E: 3 mg; vitamin C: 40 mg; vitamin B1: 0,5 mg; vitamin B12: 1.0 ug; kalsium: 400 mg; fosfor: 400 mg; magnesium: 150 mg; besi: 30-60 mg; seng: 10 mg; dan iodium: 50 ug.
Kelihatannya njelimet sekali, ya, Bu? Namun sebenarnya enggak rumit, kok, karena tambahan gizi tersebut dapat diperoleh dari 600 cc susu atau 2-3 gelas susu setiap hari. Susu dengan formula khusus bagi ibu mengandung dan menyusui yang banyak beredar di pasaran bisa dicoba. Jikapun ibu tak suka susu sapi biasa, tak masalah. Yang penting, ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi.
IBU VEGETARIAN
Adapun yang dimaksud makanan bergizi makanan seimbang. Dengan kata lain, ibu menyusui tak boleh mengutamakan protein saja, misal. "Protein memang bagus, tapi bila ibu menyusui hanya mengkonsumsi protein juga enggak tepat. Konsumsilah semua makanan, dari protein, lemak, karbohidrat, dan lainnya dengan seimbang," kata Lilik. Jadi, tiap kali makan harus ada nasi, sayuran, dan daging/ikan, misal.
Ibu menyusui juga tak perlu pantang apa pun, kecuali bagi ibu vegetarian yang memang tak mengkonsumsi daging. Namun tentu saja, kebutuhan gizi ibu menyusui yang vegetarian harus diperhatikan betul agar tetap bisa mendapatkan makanan seimbang, khususnya protein. Nah, berhubung tak mengkonsumsi daging, ibu vegetarian bisa menggantinya dengan protein nabati yang banyak didapat pada kacang-kacangan. Jangan lupa, konsumsi sayuran dan buahnya harus ditambah.
Nah, Bu, itu tadi penjelasan singkat soal makanan buat ibu menyusui. Enggak beda dengan makanan buat ibu-ibu yang tak menyusui, kan? Namun buat ibu menyusui, perlu pula diperhatikan faktor lain yang mendukung kelancaran ASI. Di antaranya, memijat payudara secara rutin sejak si kecil belum lahir, yaitu kala kehamilan berusia 7 bulan. Selain, faktor suasana hati yang menyenangkan juga akan mendukung kelancaran produksi ASI. Jadi, enggak boleh stres, ya, Bu.
OBAT PELANCAR ASI
Banyak ibu menyusui yang tak lancar ASI-nya lantas mengkonsumsi obat-obatan pelancar ASI. Terlebih saat ini obat-obatan tersebut tak sulit didapat di pasaran. "Mungkin pihak perusahaan pembuat sudah mengadakan penelitian mengenai keefektifan obat tersebut, tapi dari segi gizi belum ada penelitiannya," kata Lilik. Itu sebab, Lilik lebih menganjurkan ibu menyusui agar mengkonsumsi makanan bergizi. Selain bisa melancarkan ASI, juga lebih mengenyangkan. "Apalagi jika ditunjang istirahat cukup dan kondisi ibu yang tenang, ASI akan lancar, kok."
Yang jelas, Bu, dalam masa menyusui, Ibu tak boleh mengkonsumsi sembarang obat. Walaupun tak semua jenis obat ikut masuk ke dalam ASI, tapi ada beberapa yang akan mempengaruhi si kecil. Itu sebab, tiap kali dokter akan meresepkan obat selalu bertanya lebih dulu, apakah ibu sedang menyusui atau tidak.
MAKANAN PEDAS
Buat orang yang terbiasa mengkonsumsi makanan pedas, rasanya sulit jika harus pantang makan pedas. Malah ada yang sampai tak bisa makan sama sekali kalau enggak pedas.
Makanan pedas, terang Lilik, akan berpengaruh pada bayi karena cabe masuk ke dalam pencernaan ibu masih dalam bentuk aslinya. Makanya, sehabis mengkonsumsi cabe, saat BAB terasa panas. Si bayi pun bisa-bisa mengalami hal serupa kala BAB atau malah jadi mencret.
Dari segi gizi, lanjut Lilik, cabe mengandung vitamin C. Namun karena cabe juga mengandung zat merangsang, secara mekanik dikhawatirkan akan timbul diare jika pencernaan tak bagus. Jadi, bila ibu menyusui ingin mendapat vitamin C, "jangan dari cabelah. Ambil saja dari sayuran dan buah yang lain."
Kendati demikian, bukan berarti setiap ibu menyusui harus berhenti mengkonsumsi cabe sama sekali, lo. "Kalau cuma satu-dua cabe, ya, enggak apa-apa karena ada beberapa ibu yang tak bisa makan tanpa rasa pedas. Toh, lama-lama bayi pun akan terlatih dengan rasa ini." Asal jangan langsung mengkonsumsi cabe dalam jumlah banyak, lo. Misal, hari ini ibu hanya mengkonsumsi satu, besok cukup ditambah menjadi dua, dan seterusnya. Akhirnya, si kecil pun akan menikmati rasa pedas juga.
TAK PERLU TAKUT GEMUK
Banyak ibu menyusui mengeluh dirinya jadi gemuk lantaran memberi ASI. Padahal, menyusui tak membuat gemuk. Bahwa kebutuhan ibu jadi meningkat lantaran harus memberi makan sekaligus dua orang: dirinya sendiri dan si kecil, memang betul. Namun bila si kecil kuat mengkonsumsi ASI, maka kalori si ibu akan tersedot, hingga tak membuat si ibu jadi gemuk. Sebaliknya, jika si kecil cuma menyusu sedikit sementara si ibu makannya banyak, "inilah yang mengakibatkan kelebihan berat badan," tandas Lilik. Jikapun si kecil kuat menyusunya, jangan lupa, tubuh ibu masih menyesuaikan setelah melahirkan. Jadi, wajar, dong, kalau tampak gemuk.
Selain itu, harus pula diperhatikan kebutuhan si kecil akan ASI. Semakin lama kebutuhannya makin sedikit, lo. Misal, waktu baru lahir hingga usia 6 bulan, si kecil memperoleh ASI eksklusif. Namun setelah 6 bulan, si kecil, kan, mulai dikenalkan makanan pendamping ASI seperti biskuit, bubur, susu dan buah-buahan, hingga konsumsi ASI-nya berkurang. Jadi, ibu sebenarnya sudah bisa mengurangi makan agar tak kelebihan berat badan.
Menurut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke IV (LIPI, 1988), ibu menyusui untuk bayi 0-6 bulan butuh kalori tambahan sebanyak 700 Kkal. Namun setelah bayi berusia 7-12 bulan berkurang menjadi 500 Kkal, apalagi setelah bayi berusia 13-24 bulan menjadi 400 Kkal. Begitu juga protein, dari yang 16 gram menjadi 12 gram dan akhirnya hanya 11 gram.
"Tapi banyak Ibu yang tetap makan banyak dengan alasan masih memberi ASI. Jadi, makannya enggak distop. Si ibu sudah telanjur menikmati makanan enak. Nah, mungkin gemuknya di situ." Jadi, kalau enggak mau gemuk, ya, kurangi, dong, makannya. Saran Lilik, perbanyak makan sayur dan buah. "Ini bisa membuat kenyang karena volume sayur dan buah, kan, besar hingga awet kenyang."
BENARKAH MINUMAN PANAS DAN DINGIN DILARANG?
Beberapa orang percaya, ibu menyusui tak boleh menikmati minuman panas atau dingin karena akan berpengaruh pada bayi yang disusuinya. Jika ibu minum air es, misal, nanti si kecil akan pilek. Sedangkan bila minum hangat, lidah bayi akan melepuh.
Ternyata, itu semua enggak betul. "Enggak apa-apa, kok, ibu menyusui minum minuman panas ataupun dingin," ujar Lilik. Jika ibu minum es, misal, "setelah masuk ke tubuh tak akan berbentuk es lagi tapi akan mencair dan sudah menjadi suhu tubuh. Begitu pula minuman panas. Coba kalau si ibu BAK, enggak mungkin air seninya panas atau dingin bagai air es, kan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar